Demontrasi yang sudah menelan ratusan jiwa itu tetap membuat Mubarak tak bergeming. kondisi ini dikhawatirkan bisa memancaing reaksi dari militer Mesir. Dikhawatirkan militer Mesir yang akan mengusir Mubarak dari singasananya.
Prediksi ini diutarakan para analisi hubungan internasional. Dengan kata lain Mubarak harus menyatakan mundur sesegera mungkin. Bukan seperti seperti kehendak Mubarak pada pemilihan presiden mendatang.
“Mereka memang bisa menghancurkan para demonstran, seperti apa yang dilakukan Saddam Hussein di Irak,” kata pengamat dari Universitas Virginia, William Quandt seperti dilansir reuters, Rabu (2/2/2011).
“Penindasan hebat bisa bekerja, tetapi akan ada reaksi yang kuat dan Amerika Serikat akan merespons negatif,” imbuh Quandt.
Kekhawatiran itulah yang membuat berbagai pihak meminta Mubarak segera merelakan jabatannya dilanjutkan tokoh lain.
“Mubarak yang membuat segala sesuatunya menjadi sulit. Selama dia menolak lengser, para demonstran tidak akan berhenti. Jadi, jika (militer-red) harus memilih, nereka akan berkata, ‘Mr Presiden, kami tidak bisa berdiri di samping Anda dan Anda harus pergi,” demikian komentar Quandt.
Pertanyaannya saya sederhana, siapa yang akan menggantikan Pakde Hosni Mubarak? Konon ada beberapa tokoh, tapi yang lagi anget di omongin yaitu Om El Baradei... benarkah?
Dalam wawancara di sebuah televisi swasta nasional, Selasa pagi (1/2/2011), mantan rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra mengatakan bahwa jika Presiden Hosni Mubarak mundur maka diperlukan tokoh yang bisa diterima semua kalangan untuk memimpin Mesir. Azyumardi menunjuk tokoh yang dimaksud adalah Mohammed ElBaradei.
Partai al-Karama,salah satu partai politik Mesir, jelas-jelas menyatakan ElBaradei hanyalah orang yang menunggangi aksi rakyat Mesir. Menurut laporan Kantor Berita Fars News mengutip Reuters, di saat sebagian kelompok-kelompok politik Mesir tengah melakukan penjajakan dan berunding untuk mencitrakan Mohammad ElBaradei sebagai pemimpin oposisi, Partai al-Karama menentang keras kasak-kasuk ini.
"ElBaradei ingin menunggangi aksi rakyat Mesir menentang Hosni Mubarak," tegas Hamdeen Sabahy, Ketua Partai al-Karama.
Alasan penolakan itu, ElBaradei sebagai pejabat diplomasi Mesir lebih banyak menghabiskan umurnya di luar Mesir. ElBaradei tiba di Mesir pada 28 Januari tepat tiga hari setelah dimulainya kebangkitan rakyat Mesir dan sebagian kelompok politik Mesir berusaha memperkenalkannya sebagai wakilnya. Mohamed ElBaradei lahir pada 17 Juni 1942 di Kairo, Mesir. Ia adalah anggota Asosiasi Hukum Internasional dan American Society of International Law.
Pada 7 Oktober 2005, Baradei dan IAEA dianugerahi Penghargaan Perdamaian Nobel untuk "usaha-usahanya dalam mencegah energi nuklir dari digunakan untuk tujuan-tujuan militer dan untuk memastikan bahwa energi nuklir untuk tujuan yang damai digunakan dalam cara-cara paling aman."
Gelar doktornya diperoleh dari Universitas New York dalam bidang Hukum internasional pada tahun 1974. Sementara gelar sarjana hukumnya diperoleh dari Universitas Kairo tahun 1962. Karernya dimulai tahun 1964 di Kementerian Luar Negeri Mesir. Pada tahun 1980 ia bergabung dengan United Nations Institute for Training and Research sebagai penanggung jawab program Hukum Internasional. Sejak 1984 mulai meniti karier di IAEA, hingga menduduki kursi direktur jenderal.
Jika ElBaradei berhasil menjadi tokoh oposisi dan menggantikan Mubarak, nasib rakyat Mesir ibarat keluar dari mulut Harimau masuk ke mulut singa. Katanya sih begitu bro.. moga moga dunia nggak terjadi perang..apalagi perang dunia ke-3..ngeri juga kalo baca ramalan mbah Vanga yang bukunya pernah aku baca dan di pinjemi oleh temenku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar