SELAMAT DATANG DI BRAMMIRZA BLOG'S

Minggu, 20 Januari 2013

DUNIA DIGITAL



Digital World

Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi dan komunikasi menjadi salah satu faktor determinan dalam arus globalisasi, yang didalamnya juga menyangkut tentang bagaimana negara memanfaatkannya termasuk dalam agenda pembangunan. Namun yang menjadi masalah kini adalah kemampuan negara dalam hal tersebut didapati tidak merata dan akhirnya teknologi informasi menciptakan sebuah gap atau pengkelompokan tertentu. Digital divide atau kesenjangan digital dapat dipahami sebagai pembagian kelompok atas kemampuan terhadap penguasaan ekonomi informasi digital. Pembagian ini sangat berkaitan  dengan klasifikasi antara negara makmur dan negara miskin, sehingga pada satu titik ditemukan bahwa digital divide sangat erat kaitannya dengan development divide.
Isu tentang kesenjangan telah menjadi isu yang sangat banyak menuai berbagai macam perdebatan, yang pada dasarnya perihal bagaimana melihat kesenjangan itu. Penulis melihat bahwa kesenjangan digital memang sedang terjadi dan bukan mitos semata. Dengan mengembalikkan divide ini pada konteks perekonomian, harus diingat bahwa Information and Communication  Technology (ICT) berkaitan erat knowledge yang mana adalah aspek sangat penting dalam faktor produksi (Parayil, 2005). Hal ini jelas berimbas pada kapasitas ekonomi dan pendapatan negara, sehingga tidak mengherankan jika Parayil akhirnya menjadikan GDP menjadi salah satu bentuk nyata dari digital divide itu sendiri dan menilai bahwa kesenjangan digital tidak lain merupakan fenomena kesenjangan kapasitas dan kapabilitas dalam penguasaan teknologi informasi yang sangat berkaitan dengan ketimpangan sosial-ekonomi.
SixthSense adalah sebuah perangkat antarmuka (interface) gestural yang dapat digunakan untuk menghubungkan dunia fisik di sekitar manusia dengan informasi digital. SixthSense memungkinkan manusia untuk berinteraksi dengan informasi digital dalam dunia fisik hanya dengan menggunakan gerakan tangan. Gerak tangan dan jari-jari tersebut akan dipahami secara otomatis untuk kemudian mampu memanipulasi informasi digital ke dalam dunia fisik.
SixthSense terdiri dari komponen-komponen seperti proyektor dengan ukuran kecil, cermin, kamera, dan ponsel yang terintegrasi satu sama lain dan mampu berfungsi layaknya sebuah komputer dengan koneksi ke internet. Pengguna dapat melakukan aktivitas sehari-harinya seperti menelepon, menggambar, mengambil foto, membaca buku, dan lain-lain, tanpa harus membawa banyak perangkat.
Prinsip teknologi SixthSense ditemukan dan dikembangkan oleh Pranav Mistry, seorang insinyur muda asal India yang lulus dari MIT (Massachusetts Institute of Technology) dengan predikat PhD. Pemberian nama SixthSense didasarkan pada pemikiran bahwa perangkat ini dikendalikan oleh gerak tubuh manusia, sehingga dapat dianalogikan sebagai pelengkap lima indera yang sudah dimiliki oleh manusia. Pada tahun 2009, SixthSense mendapatkan anugerah Invention Award yang diprakarsai oleh majalah Popular Science.

Disarikan dari WIKIPEDIA 2013

Entri Populer

Pengikut